17 July 2016

Sunday, July 17, 2016

Another adventure!
(Re-post dari akun fb Ahmad IwanCumi Kurniawan)


20 jam harus saya lewati di Ataturk Havalimani Airport, Istanbul, Turki sebelum lanjutkan penerbangan dari Istanbul ke Jakarta. Perasaan gak enak saat liat jadwal penerbangan di-delay mulai pukul 12 siang. Aneh. Masa semuanya ditunda?

Cerita Warga Indonesia Saat Kudeta Turki Terjebak Di Bandara
Bandara Turki Pasca Kudeta
Keadaan bandara masih aman2 saja, saya putuskan nunggu di gate 304. Nah, disinilah moment yang gak akan pernah terlupakan dimulai. Menegangkan. Mencekam.

Entah dari mana asal-mulanya, bagaikan gelombang tsunami, ratusan orang berlarian di dalam bandara utk cari tempat berlindung. Saya pun gak tau apa2 ikutan lari dan tiarap. Tangisan anak2 terdengar disana-sini. Ada yg berusaha mendobrak pintu keluar gate.

Semua orang banyak yg berusaha menenangkan masing2 keluarganya dan kelompoknya. Hingga saat ini, saya belum tau apa yang terjadi di luar bandara.

Sekitar 30 menit kemudian, saya lihat ribua orang masuk menerobos bagian luar bandara. Kita yang didalam hanya bisa lihat dan waspada.

Entah kenapa, akhirnya saya bisa berkumpul dengan puluhan orang Indonesia lainnya yang ikut terjebak di dalam bandara. Saya kontak KBRI, mereka hanya bisa menyarankan agar tetap bertahan di dalam bandara. Mereka belum bisa evakuasi karena akses jalan juga diblokir oleh 2 kelompok yang bertikai. Di sela pembicaraan, mulai terdengar jet tempur dan bunyi ledakan di luar bandara. Semua orang cari tempat perlindungan sebisa mungkin. Saya juga ikuta tiarap dan istighfar tiada henti.

Tidak lama kemudian, ribuan orang sudah masuk ke bagian dalam bandara sambil teriakkan takbir dan yel2 (terakhir saya baru tau, bahwa itu adalah massa pendukung Erdogan). Saya pasrah, bisa jadi mereka akan bertindak anarkis tak terkendali. Tapi alhamdulillah, mereka gak ngusik semua calin penumpang yg terlihat diam dan pasrah. Berita terakhir yang saya terima, rakyat pendukung Erdogan turun ke bandara utk melindungi warga sipil dari kudeta militer. Salut!

Keadaan mencekam tetap berlanjut hingga shubuh. Suara bom masih terdengar. Saya berusaha gak tidur sambil berjaga-jaga dan tetap berkumpul dengan WNI lainnya.

Akhirnya, keadaan mulai kondusif. Tapi gak ada satu petugas polisi atau tentara yang ada di bandara. Petugas bandarapun gak terlihat. Gak ada yg jual makanan. Cafe, resto, food court tutup semua. Susah buat cari makanan. Untungnya masih ada banyak air minum yg memang disiapkan bandara buat para pendukung Erdogan dan calon penumpang lainnya.

Setelah waktu shubuh, keadaan makin membaik. Tenang. Dan monitor yg menujukkan jadwal penerbangan mulai terlihat aktif. Tapi semua penerbangan masih di-cancel.

Sekitar pukul 07.00, ada 2 pesawat yang take off. Sebagian calon penumpang bertepuk tangan karena kegirangan...!

Saya sendiri masih belum tau kapan penerbangan ke Jakarta muncul. Sambil menunggu, saya coba cari cafe yg buka. Tapi nihil. Harus tetap menahan lapar. Hingga akhirnya saya dapetin cafe yg hanya jual burger. Ok lah.

Setelah pesan, burger tadi blm datang juga. Waktu sdh menunjukkan pukul 12 siang. Iseng2 tengok papan jadwal penerbangan, ternyata jadwal penerbangan ke Jakarta sdh muncul. Gak banyak pikir panjang, saya langsung lupakan burger dan coklat panas pesanan tadi dan sprint ke gate 204!

Akhirnya...
Another adventure accomplished!
Alhamdu....lillaaah!

Berikut cuplikan video di bandara...orang2 pada krodit kalang-kabut berhamburan serta ketakutan ..



Loading...